Serabi merupakan salah satu jajanan pasar khas Indonesia. Dibeberapa daerah serabi memiliki resep berbeda-beda. Seperti serabi Solo, serabi Bandung,dan serabi Padang.
Sutiah (51) warga Tasik Agung Rembang seorang penjual serabi terlihat sedang berjualan tepatnya disebelah kiri pintu masuk menuju pelabuhan Tasik Agung Rembang (tepi sungai Karanggeneng), ia memulai aktifitasnya tersebut mulai jam 4subuh setiap harinya. Dia mengaku untuk menghabiskan jualannya tersebut biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam saja. Profesi sebagai penjual serabi sudah digeluti ibu 5 anak itu selama 5 tahun.
Meski cara membuatnya sama, serabi khas Rembang yang dijual tersebut memiliki perbedaan dengan serabi didaerah lain. Serabi khas Rembang tidak manis. Penyajiannya dengan menambahkan kuah santan yang rasanya gurih atau dengan parutan kelapa di atasnya sesuai selera pembeli. Untuk menikmati serabi tersebut kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp1.000,- saja.
Menikmati kue serabi dalam keadaam masih hangat pasti nikmat rasannya. Terlebih disantap usai jalan-jalan pagi selepas subuh sambil menikmati pemandangan laut. Menyantap 2 atau 3 buah serabi hangat mungkin sudah cukup untuk mengganti nasi. Paling tidak membantu ibu-ibu rumah tangga yang belum sempat memasak untuk dijadikan hidangan sarapan pagi bagi keluarga.(Ratri)
*Majalah BANGKIT
Media Informasi dan Komunikasi Pembangunan - Rembang