Hello! Myspace Comments

Rabu, 20 Juli 2011

Melalui Kawis, Perkenalkan Rembang

share

H. Imam Tohari


Kawis atau kawista (Limonia acidissima) sangat identik dengan Kabupaten Rembang. Pohon Kawis sendiri cocok hidup didaerah dengan curah hujan rendah alias lahan kering. Selain itu mampu bertahan pada tanah dengan salinitas (tingkat keasinan) yang tinggi.
Oleh masyarakat Rembang buah kawis diolah menjadi berbagai makanan dan minuman olahan dengan cita rasa yang khas. Untuk minuman, dengan rasa manis berpadu dengan asam, dengan aroma harum segar berfermentasi menyebabkan minuman ini dijuluki dengan nama java cola. Bahkan beberapa orang yang mencicipi minuman ini berani menyandingkan dengan minuman berfermentasi dari merek yang sudah terkenal. “Saat ini kami sedang bekerjasama dengan sejumlah mahasiswa Perguruan Tinggi untuk membuat serbuk minuman dari buah kawis,” ungkap H. Imam Tohari (55) salah satu pengusaha yang berhasil mengembangkan kawis menjadi berbagai makanan dan minuman.
Selain minuman, H. Imam Tohari juga berhasil membuat selai dan madumongso dari serat kawis. Untuk madumongso menurut lilik salah satu pengemar olahan buah kawis teksturnya lebih lembut daripada madumongso biasa. Hal tersebut diakui oleh Imam namun demikian untuk olahan makanan masih membutuhkan promosi karena termasuk jenis baru.
H. Imam Tohari sendiri merupakan salah satu dari sedikit orang yang terus berupaya meningkatkan pamor buah kawis. ”melalui kawis saya juga bisa memperkenalkan Kabupaten Rembang kepada dunia luar,” ujar Imam.
Untuk promosi Imam mengaku mengikuti berbagai even nasional termasuk salah satunya Jakarta Fair yang diselenggarakan setahun sekali untuk memperingati ulang tahun kota Jakarta. “Pasarnya paling bagus ketika mengikuti Jakarta Fair,” kata Imam suatu saat ketika di wawancarai salah satu media televisi Nasional.
Memang olahan kawis yang dihasilkan H. Imam Tohari sering diliput oleh berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Selain itu pemilik Karya Bhakti Makanan dan Minuman (KBM2) ini mendorong para generasi muda untuk mau menggeluti usaha yang dia geluti sekarang ini. Saat ini sejumlah siswa SMA dan SMK di Kabupaten Rembang mengikuti semacam Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perusahaannya. Mereka belajar seluk beluk pembuatan sirup hingga makanan olahan dari serat sirup.
Imam berharap kelak muncul pengusaha muda yang bisa diajak bermitra bersama.

Post by: CB FM Rembang

ikutan donk.... !!!!!!!!!!

Jumat, 15 Juli 2011

REMBANG : Asal Mula Magersari

share

udah tau ceritanya kayak gimana?
(darimana tau??? denger kata "MAGERSARI" aja baru sekali ini)
hahahaaaa... 
Magersari itu nama salah satu kelurahan di Rembang temen-temen..
tempat tinggalnya Ratri juga..

yaudah....
baca nih... cerita asal usul nama Magersari,

dan yang jelas ,versi sayaaa.....
 wkwkwkw....
Menurut mbah Sirin (hayoooo mbahnya siapa ini... ?? bukan kok bukan..., beliau dulunya kepala desa), pada masa kejayaan sebuah wilayah bernama Demang Waru, mempunyai wilayah kuasa yang sangat luas. Salah satunya adalah daerah pertamanan yang mereka sebut sebagai "Magerseren atau Taman Sari". (daerah Demang waru kurang lebih kalo kita nyebut sekarang tuh sama kaya kecamatan gitu temen-temen..)

Pintu masuk utama daerah ini berada disisi timur wilayah kekuasaan Demang Waru. Beberapa prajurit ditugaskan menjaga ketat pintu masuk tersebut. semua yang masuk harus lapor, dan diperiksa. Apakah bawa bom ato nggak, diliat juga henponya nyimpenin video-video porno ato nggak, (emang ada henpon waktu itu? hahaha :D becanda aja kok...)
terus sapa tau ada roti ,minuman ato sejenisnya, kan enak tuh bisa minta dikit,hahaha.. dan lain-lain aja deh biar ngga capek ngetiknya, hehe...
Kegiatan ini mereka sebut "Jogokautaman" (menjaga pintu utama).


huah....
kelamaan deh,langsung aja ya ke inti cerita.
yang nulis mulai ngantukkk..........

hoho...

next,
Detik berganti menit,menit ke jam, hari berganti bulan, dan................. akhirnya kawasan ini penuh sesak oleh penduduknya. Meskipun demikian, permohonan untuk tinggal di daerah tersebut masih saja meningkat. (busyett ,udah kaya perumahan elit jaman sekarang aja ni cerita jadul. sampe-sampe semua orang pengen tinggal disitu ,haha).


wah....,
Si mbah Sirin mulai bingung pasti nih, gimana enggak? lahan tempat tinggal udah penuh bangeetttt.. , terus, mo di taruh dimana yang pada belum dapet lahan nantinya?


Akhirnya..........

tet-teret-tet-tet...........
karena si mbah baik hati... ,si mbah kasih 3kebijakan. eits, bukan permintaan yah...
(wah, ada yang bingung nih, ga pernah nonton tv ya... :D hahahappisss)

1. Warga luar tetap di perbolehkan bertempat tinggal dikawasan tersebut,
2. Daerah pertamanan akhirnya di alih fungsikan sebagai tempat tinggal penduduk yang belum mendapatkan lahan tempat tinggal.

*Ini dia inti cerita yang sebenarnya...
oleh mbah Sirin, daerah pertamanan tersebut di beri nama Magersari. Yang diambil dari kata "MAGERseren atau taman SARI". Jadilah Kelurahan Magersari sampe sekarang........ gituuuuu ;)

terus yang ke-
3. Daerah Pintu masuk akhirnya dijadikan pula sebagai daerah tempat tinggal penduduk. Daerah yang pada mulanya digunakan untuk kegiatan "JOGOKAUTAMAN" itu diberi nama JOGOTAMi...(dukuh)

Tau kan dukuh jogotami?
masak sih nggak tau juga ?????
kidule karanggeneng kwi lo ah !!! :D hahahaaha
yang nggak tau ya udah mo gimana lagi coba jelasinnya??? _ _"

selesai ^_^

keliatannya becanda dari awal yah :)
tapi jangan salah... 
this is true.... ,
Ratri ambil langsung dari narasumbernya langsung loh... ;)

Kamis, 14 Juli 2011

Nikmatnya Serabi Karanggeneng

share

Serabi merupakan salah satu jajanan pasar khas Indonesia. Dibeberapa daerah serabi memiliki resep berbeda-beda. Seperti serabi Solo, serabi Bandung,dan serabi Padang.
Sutiah (51) warga Tasik Agung Rembang seorang penjual serabi terlihat sedang berjualan tepatnya disebelah kiri pintu masuk menuju pelabuhan Tasik Agung Rembang (tepi sungai Karanggeneng), ia memulai aktifitasnya tersebut mulai jam 4subuh setiap harinya. Dia mengaku untuk menghabiskan jualannya tersebut biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam saja. Profesi sebagai penjual serabi sudah digeluti ibu 5 anak itu selama 5 tahun.
Meski cara membuatnya sama, serabi khas Rembang yang dijual tersebut memiliki perbedaan dengan serabi didaerah lain. Serabi khas Rembang tidak manis. Penyajiannya dengan menambahkan kuah santan yang rasanya gurih atau dengan parutan kelapa di atasnya sesuai selera pembeli. Untuk menikmati serabi tersebut kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp1.000,- saja.
Menikmati kue serabi dalam keadaam masih hangat pasti nikmat rasannya. Terlebih disantap usai jalan-jalan pagi selepas subuh sambil menikmati pemandangan laut. Menyantap 2 atau 3 buah serabi hangat mungkin sudah cukup untuk mengganti nasi. Paling tidak membantu ibu-ibu rumah tangga yang belum sempat memasak untuk dijadikan hidangan sarapan pagi bagi keluarga.(Ratri)

*Majalah BANGKIT 
 Media Informasi dan Komunikasi Pembangunan -  Rembang

tinggalkan pesan anda ^^

 
♥ Jangan bosan mengunjungi blog "aneh" saya ya... ♥ Ayu ♥ Sponsored by Google